Nasional
Golkar Kuasai Kursi Pimpinan MPR?

Realitarakyat.com – Sebanyak 10 pimpinan MPR RI periode 2019-2024, telah resmi dilantik pada Kamis (3/10) malam. Rapat paripurna pemilihan Ketua MPR secara musyawarah mufakat juga telah memilih mantan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo sebagai ketuanya.
Politikus Partai Golkar itu melenggang dengan dukungan bulat dari sembilan fraksi dan satu unsur Kelompok DPD RI. Bahkan, pada detik-detik terakhir rapat paripurna, Fraksi Partai Gerindra justru menyatakan dukungannya kepada pria yang biasa disapa Bamsoet itu.
Padahal, sebelumnya partai besutan Prabowo Subianto sempat mengusung Ahmad Muzani, yang juga sekjen partai tersebut. Bila dicermati lebih dalam, kursi pimpinan MPR ‘dikuasai’ oleh partai berlambang beringin.
Betapa tidak, dari komposisi 10 pimpinan MPR, terdapat dua kader Golkar sekaligus. Yang pertama tentu saja adalah Bamsoet. Sementara, yang kedua adalah Fadel Muhammad, yang menjadi wakil dari Kelompok DPD.
Padahal, masing-masing wakil fraksi di MPR, hanya mengisi satu kursi pimpinan. Yaitu Ahmad Basarah (Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Ahmad Muzani (Fraksi Partai Gerindra), Lestari Murdijat (Fraksi Partai NasDem) dan Jazilul Fawaid (Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa).
Kemudian, Syarifuddin Hasan (Fraksi Partai Demokrat), Hidayat Nur Wahid (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Zulkifli Hasan (Fraksi Partai Amanat Nasional) serta Arsul Sani (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan).
Kader Tulen
Meski Fadel tidak memiliki jabatan di Golkar, tetapi dia merupakan kader tulen. Sejumlah jabatan pun pernah diembannya bawah naungan beringin. Antara lain sebagai Gubernur Gorontalo, Menteri Kelautan dan Perikanan dan juga anggota DPR RI.
Fadel terpilih mewakili Kelompok DPD melalui mekanisme voting. Dengan modal 59 suara, dia mengalahkan GKR Hemas (46 suara), Yorrys Raweyai (16 suara) dan Dedi Iskandar yang hanya mengantongi lima suara.
Ketika terpilih menjadi pimpinan MPR dari unsur Kelompok DPD, Fadel sempat berniat melobi pimpinan parpol pemenang pemilu, agar dirinya berkesempatan jadi ketua MPR. Namun, niatnya untuk maju sebagai ketua terhenti, karena lebih memilih untuk mendukung kolega separtainya daripada bersaing mendapatkan kursi nomor satu di MPR.
Dengan adanya dukungan itu pula, Bamsoet menjadi ketua tanpa ada hambatan yang berarti. Terlebih, Gerindra akhirnya juga merelakan kursi ketua diduduki oleh Bamsoet.[sas]
