Penggunaan Dana Desa Untuk Bangun Perpustakaan

  • Bagikan
Penggunaan Dana Desa Untuk Bangun Perpustakaan
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Perpustakaan Desa “Omah Pintar” milik Pemdes Ampelsari Kecamatan Petanahan Kebumen terpilih menjadi Perpustakaan Desa terbaik se Kabupaten Kebumen.
Prestasi ini ditorehkan Pemdes Ampelsari melalui lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan pada gelaran Lomba Literasi tingkat Kabupaten Kebumen tahun 2020.
Adapun Juara II pada lomba ini diraih oleh perpustakaan desa “Adi Syafa’at” milik Pemdes Bagung kecamatan Prembun, dan Juara III oleh perpustakaan desa “Surya Ilmu” milik Pemdes Blater Kecamatan Poncowarno.
Para pemenang ini berhak mendapatkan trophy, piagam, dan uang pembinaan yang telah diserahkan oleh Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz di di Ruang Arungbinang Komplek Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen, Selasa (2/12/2020).
Selain lomba perpustakaan desa/kelurahan, Lomba Literasi yang diselenggarakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Kebumen ini juga melombakan Video Literasi, dan lomba cerita pendek. pada masing-masing mata lomba, diambil juara I, II, III, harapan I, harapan II, dan harapan III.
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Disarpus Kebumen Anna Rahmawati mengatakan lomba ini adalah sebagai pemantik agar desa dan kelurahan di Kabupaten Kebumen segera memiliki perpustakaan.
Dikatakannya, merujuk pada Perbup Kebumen No 12 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Dana Desa, pengadaan perpustakaan desa menjadi salah satu daftar prioritas penggunaan dana desa.
“Lomba ini hanya sebagai pemantik. Kami mendorong agar Dana Desa tidak hanya diprioritaskan seluruhnya kepada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan kapasitas masyarakat desa, salah satunya melalui pengadaan perpustakaan desa,” ujar Anna Rahmawati, Selasa (2/12/2020).
Dijelaskan Kepala Disarpus, berbagai unsur telah dinilai secara faktual oleh tim penilai. Diantaranya ketersediaan bangunan/gedung, pelayanan, manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.
“Inovasi juga menjadi poin plus yang penting. Setelah adanya SDM/pustakawan yang mumpuni, koleksi yang terklasifikasi, maka yang membedakan dengan Perpus desa lain tentunya inovasi,” lanjut Anna.
Ia mencontohkan, Perpustakaan desa “Omah Pintar” yang menjadi juara ini memiliki salah satu inovasi kegiatan bernama tumpeng buku. Dengan kegiatan ini sejumlah buku akan ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai tumpeng.
Kemudian peserta kegiatan akan mengambil salah satu buku secara acak, membacanya, lalu secara bergiliran menceritakan isi buku kepada peserta lain.
“Ini model sharing knowledge yang unik. Karena kita harus menceritakan isi buku yang kita dapat, maka secara naluriah kita akan membaca sampai paham isi buku untuk bisa bercerita kepada peserta lain,” terangnya.
Terkait hadiah bagi para pemenang mata lomba pada Lomba Literasi yang totalnya mencapai lebih dari Rp 30 juta, Anna mengaku senang karena anggaran untuk kegiatan ini menjadi salah satu anggaran yang tidak terkena rasionalisasi anggaran untuk penanganan Covid-19.
Panitia lomba menetapkan 6 pemenang untuk masing-masing mata lomba sehingga total ada 18 pemenang.
Besaran hadiah yang diberikan kepada pemanang bervariasi dengan jumlah terbanyak diberikan kepada pemenang lomba perpustakaan desa yakni berupa trophy, piagam penghargaan, dan uang pembinaan sebesar Rp 10 juta.(Din)

  • Bagikan