Headline
Menag RI Gus Yaqut Bertekad Cegah Populisme Islam Berkembang

Realitarakyat.com – Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan tekadnya untuk mengentikan populisme Islam, supaya untuk menjadikan agama sebagai norma konflik di tengah masyarakat.
Pernyataan tersebut diungkapkan Yaqut dalam webinar silaturahmi nasional lintas agama yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Humas Polda Metro Jaya, Minggu (27/12/2020).
“Saya tidak ingin, kita semua tentu saja tidak ingin populisme Islam ini berkembang luas sehingga kita kewalahan menghadapinya,” kata Menteri Yaqut.
Dalam istilah paling ekstrem, kata dia, populisme Islam akan menjadikan kelompok yang berseberangan atau berbeda keyakinan sebagai musuh.
“Yang namanya musuh atau lawan ya harus diperangi, itu norma yang kemarin sempat berkembang atau istilah kerennya populisme islam,” ujar dia.
Panglima tertinggi Banser ini juga menyebut, salah satu perilaku yang dinilai sebagai akar meluasnya populime Islam di Indonesia, adalah intoleransi. Menurut Yaqut, intoleransi adalah sikap yang menganggap diri dan kelompoknya sebagai yang paling benar, dan kelompol lain yang berbeda atau bersebarangan adalah salah.
Ia tak menampik, jika paham semacam itu berkembang di tengah masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Alhasil, menyeret agama sebagai sumber konflik.
“Kita sekarang atau tahun-tahun belakangan ini, kita merasakan bagaimana agama itu sudah atau ada yang berusaha menggiring agama menjadi norma konflik,” tutur dia lagi.
Berangkat dari fenomena itulah, Yaqut menegaskan, dirinya tak ingin populisme Islam kian meluas di masyarakat. Ia juga menyerukan , agama semestinya menjadi inspirasi, bukan hanya sebagai aspirasi.
Apalagi, katanya, Indonesia dibentuk berdasarkan kesepakatan beragam agama dan tak memandang mayoritas dan minoritas. Oleh sebab itu, ia meminta agar masyarakat patuh dan mengikuti kesepakatan tersebut.
“Jadi barang siapa yang ingin menghilangkan satu sama lain atas dasar agama, maka artinya mereka tidak mengakui Indonesia. Mereka tidak memiliki rasa ke-Indonesia-an,” pungkas Yaqut.(ilm)
