Dengan Semangat Persahabatan, PM Malaysia Penuhi Undangan Presiden Jokowi

Realitarakyat.com – Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yasin, akan berkunjung ke Indonesia selama dua hari (4-5 Februari 2021). Lawatan ini, merupakan kunjungan resmi pertamanya sejak menjabat perdana menteri pada Maret 2020.

“Kunjungan resmi dilakukan setelah PM Yasin mendapat undangan khusus dari Presien Joko Widodo. Dalam semangat persahabatan erat dan puluhan tahun menjalin hubungan bilateral yang kuat, Malaysia dengan senang hati menerima undangan,” demikian tertuang dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia, Rabu (3/2/2021).

Pertemuan tatap muka antara dua kepala pemerintahan akan membahas dinamika bilateral dan regional teraktual. Di sisi lain, kunjungan ini adalah bagian dari dua negara untuk menjaga kebiasaan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.

“Indonesia selalu menjadi tujuan pertama kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia setelah menjabat, yang juga merupakan norma yang diterapkan oleh Presiden Indonesia,” tulis Kemlu Malaysia.

1. Kunjungan akan berlangsung kurang dari 24 jam

Di tengah pandemik COVID-19, Kemlu Malaysia memastikan bahwa kunjungan hanya berlangsung kurang dari 24 jam. Pernyataan itu juga telah disampaikan dan diterima oleh pemerintah Indonesia.

Untuk mempermudah persyaratan logistik dan protokol kesehatan, kunjungan akan berlangsung di Istana Merdeka Jakarta. PM Yasin akan ditemani oleh Menlu Hishammuddin Hussein yang juga dijadwalkan bertemu dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi.

Pertemuan di Istana Negara berlangsung pada Jumat (5/2/2021) pagi. Mereka direncanakan menjalani salat Jumat bersama di Masjid Baiturrahim di komplek Istana kemudian ditutup dengan makan siang bersama.

Setelah itu, rombongan Malaysia segera kembali untuk menjalani karantina sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan setempat.

2. Memastikan protokol kesehatan diberlakukan secara ketat

Kedua pemerintah telah memastikan protokol kesehatan yang harus diberlakukan selama pertemuan. Adapun protokolnya sebagai berikut:

1. Delegasi Malaysia wajib melakukan tes swab sebelum keberangkatan. Hanya individu dengan hasil tes negatif dalam 48 jam yang diizinkan ikut berkunjung ke Indonesia.
2. Delegasi akan menggunakan pesawat khusus, bukan pesawat komersial.
3. Delegasi Malaysia wajib menjalani tes swab lagi begitu tiba di bandara Indonesia.
4. Delegasi Malaysia dilarang untuk melakukan mobilitas di luar agenda.
5. Delegasi Malaysia telah ditetapkan akomodasi transportasinya dan area-area yang akan dikunjungi.

6. Masker wajib digunakan sepanjang pertemuan
7. Dilarang ada kontak fisik, seperti bersalaman atau bersentuhan tangan.
8. Pemerintah Indonesia memberi jaminan bahwa protokol kesehatan akan diberlakukan dengan sangat ketat
9. Delegasi Malaysia wajib menjalani karantina atau isolasi mendiri setelah kembali dari Indonesia.

3. Berikut lima agenda yang dibahas dalam pertemuan

Kemlu Malaysia mengkonfirmasi lima isu yang akan dibahas pada pertemuan tersebut. Pertama, strategi Indonesia-Malaysia menghadapi pihak-pihak yang mencegah pengembangan minyak sawit.

“Kedua negara dikenal sebagai eksportir minyak sawit terbesar di dunia, menjadikan sawit sebagai salah satu komoditas berharga. Di Malaysia sekurangnya tercatat ada 600 ribu petani rakyat yang hidup dari kelapa sawit,” tambah Kemlu.

Isu kedua, Indonesia-Malaysia akan bekerja sama pada bidang perlindungan lingkungan, terutama dalam menyikapi isu kabut asap lintas batas.

Kemudian, kedua negara akan membahas strategi pengambangan bilateral pada bidang perdagangan dan investasi, termasuk potensi keterlibatan bisnis Malaysia untuk memastikan keberhasilan relokasi Ibu Kota.

“Potensi keterlibatan Malaysia dalam proyek tersebut akan berkontribusi pada upaya pemulihan ekonomi regional terutama di era pasca pandemik,” terang kemlu.

Keempat, Indonesia-Malaysia akan membahas SOP komprehensif mengenai Reciprocal Green Lane (RGL) untuk perjalanan dinas dan bisnis antar dua negara. Meski sudah dibahas nantinya, skema RGL tidak akan segera diimplementasikan, bergantung pada situasi pandemik di dua negara.

Terakhir, Malaysia ingin memperoleh data dari Indonesia seputar program vaksinasi nasional yang sudah dimulai lebih dulu.

“Inisiatif berbagi pengetahuan ini akan menguntungkan Malaysia, terutama saat kami memulai program vaksinasi dalam waktu dekat.” (ndi)