Intan Fauzi: Saatnya Pemerintah Bantu Para Pelaku Usaha Ultra Mikro

intan

Realitarakyat.com – Anggota Komisi VI DPR RI, Intan Fauzi memberikan pandangannya terkait progres Perkembangan Pembentukan Holding Ultra Mikro (UMI) saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan tiga entitas Holding Ultra Mikro (UMi).

“Sudah saatnya para pelaku usaha ultra mikro dibantu. Holding UMi ini harus bisa menyasar lapisan bawah yang selama ini tidak terfasilitasi oleh perbankan,” kata Intan Fauzi di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/9)

Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Widjoatmodjo, Dirut PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Sunarso, Dirut PT. Pegadaian (Persero) Kuswiyoto, dan Dirut PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) Arief Mulyadi.

Politikus PAN ini menyatakan dukungan penuh atas rencana pembentukan BUMN sektor UMI – UMKM (Ultra Mikro-Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

“Saya tentu sangat mendukung ini karena tujuannya menghimpun potensi ultra mikro yang sangat besar di Indonesia,” tutur Intan.

Dari data yang ada saat ini usaha ultra mikro belum banyak terbantu. Selama ini para pelaku usaha ultra mikro meminjam dana dari rentenir, pinjaman online dan sebagainya.

“Mayoritas rakyat kita adalah pelaku usaha dengan modal sangat kecil atau bahkan tanpa modal serta sulit mendapatkan akses lembaga keuangan formal, ini pekerjaan rumah yang besar bagi kita,” papar legislator PAN dapil Depok Bekasi ini.

Dari data yang ada, 46 juta pelaku usaha UMI masih membutuhkan dana tambahan. Rinciannya, hanya 20 juta yang dapat dilayani oleh lembaga keuangan formal dan 12 juta dilayani oleh rentenir dan keluarga atau kerabat serta 14 juta lainnya tidak mendapatkan akses pendanaan.

Lebih lanjut, kembali ke soal pembentukan Holding UMi, Intan Fauzi menekankan agar sinergi tiga BUMN yang tergabung dalam Holding UMi ini bisa lebih fleksibel untuk bisa diakses oleh pelaku usaha ultra mikro, sehingga dapat membantu usaha rakyat kecil. Apalagi banyak yang usahanya jatuh di saat pandemi.

“Tentu kita harapkan lebih fleksibel misalnya akses kredit karena pada umumnya pelaku ultra mikro dianggap tidak bankable utk prosedur pendanaan formal. Juga suku bunga kredit harus sangat rendah bagi mereka sehingga terjangkau. Dengan jaringan BRI yang sudah ada sampai ke desa dan kampung dapat menjangkau usaha kecil secara luas,” pungkas Intan, Alumnus Nottingham University ini.[prs]