G20 FWG, Indonesia Serukan Sinergi Kebijakan Ekonomi Makro
Realitarakyat.com – G20 Indonesia (diwakili oleh Bank Indonesia dan Kemenkeu) menyelenggarakan pertemuan G20 Framework Working Group (FWG) secara virtual pada 13-14 Januari lalu.
FWG merupakan tim kerja G20 yang fokus mendiskusikan upaya untuk mendorong pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif.
Pada pertemuan hari pertama Indonesia memimpin jalannya sidang yang membahas perkembangan perekonomian global, rencana kerja FWG dan diskusi mengenai risiko utama yang dihadapi dunia. Peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang berasal dari varian Omicron mewarnai diskusi karena menimbulkan implikasi pada pemulihan ekonomi yang tidak merata diantara berbagai negara.
Untuk itu, negara G20 mendorong distribusi vaksin dan percepatan program vaksinasi di semua negara, khususnya negara berkembang dan miskin yang memiliki keterbatasan akses terhadap vaksin.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kansong selaku Ketua Tim Pelaksana Media dan Komunikasi Panitia Nasional Penyelenggaraan Presidensi G20 menjelaskan, pertemuan G20 FWG merupakan momentum penting, karena seluruh pemimpin dunia duduk bersama berdiskusi untuk pemulihan ekonomi global yang terdampak pandemi.
“Kami harap pertemuan ini dapat melahirkan solusi kolektif serta sinergi kebijakan pada sektor ekonomi dalam menjawab berbagai tantangan sosial ekonomi kedepan. Dengan semangat kolaborasi yang inklusif, kami optimis forum ini dapat mewujudkan ekonomi global untuk pulih bersama,” kata Usman dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/1/2022).
Di samping itu, kata ia, para anggota FWH turut menggarisbawahi pentingnya menerapkan kebijakan ekonomi yang tepat sasaran guna meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan dalam jangka panjang, khususnya di area pendidikan dan ketenagakerjaan.
“Terkait diskusi risiko utama dunia saat ini, FWG menekankan bahwa kebijakan ekonomi makro yang terkalibrasi dengan baik untuk mendorong pemulihan ekonomi, inflasi dan gangguan pada rantai pasok perlu menjadi perhatian dunia saat ini. Peserta pertemuan juga mendukung program kerja yang disusun oleh Presidensi G20 Indonesia dan Pimpinan FWG, termasuk diskusi mengenai perlunya dukungan,” kata ia. Selain itu, kata ia, kebijakan yang memiliki komunikasi, perencanaan serta dikalibrasikan secara baik terkait exit strategies and scarring effect.
“Pada hari kedua, sidang dipimpin oleh Inggris, dan mendiskusikan implikasi inflasi pada kebijakan ekonomi makro. FWG mendiskusikan bahwa krisis akibat pandemi COVID-19 saat ini berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya, dimana dukungan kebijakan ekonomi makro telah terkoordinasi lebih baik, sehingga dapat mempercepat pemulihan,” kata ia.
Sementara itu, lanjut ia, saat ini telah terjadi inflasi di beberapa negara yang membutuhkan kalibrasi kebijakan ekonomi makro di area fiskal, moneter dan sistem keuangan untuk memastikan pemulihan ekonomi tetap terjaga. Negara G20 juga menggarisbawahi pentingnya pertukaran pengalaman dan pandangan dalam memformulasikan kebijakan ekonomi makro untuk mendukung pemulihan ekonomi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta mampu bertahan dalam jangka panjang.
“Hasil dua hari pertemuan FWG tersebut telah memberikan arahan mengenai agenda G20 FWG selama 2022, dan menjadi bagian dari topik yang akan dilaporkan dalam pertemuan level Menteri dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 pada bulan Februari 2022 mendatang,” tandasnya.(Din)