Alat Medis di RSUD Borong Tidak Memadai, Dokter Spesialis Geram

  • Bagikan
Alat Medis di RSUD Borong Tidak Memadai, Dokter Spesialis Geram
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com- Seorang Dokter Spesialis yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) geram dipicu karena ketersediaan peralatan medis tidak memadai.

Pasalnya, pasien asal Nceang, Desa Golo Lalong, Kecamatan Borong, Eduardus Asistan yang mengidap penyakit stroke tidak bisa dilakukan perawatan secara maksimal oleh Dokter Spesialis karena jenis alat Extension Tube tak disediakan di Rumah Sakit itu.

Ditemui di RSUD Borong, seorang Dokter Spesialis yang enggan namanya dimediakan, mengungkapkan pihaknya mengalami hambatan untuk melakukan perawatan secara intensif terhadap pasien Eduardus karena ketersediaan peralatan medis sangat minim.

“Jenis alat ini sudah habis pada bulan januari lalu. Dan saya sudah usulkan untuk segera disediakan. Tapi tidak direspon. Padahal, selama ini banyak pasien yang mengalami sakit serupa,” tandas Dokter Spesialis itu saat diwawancarai Wartawan di RSUD Borong, pada Juma’t (08/04/2022) malam.

Padahal, kata dia, jenis alat tersebut sangat dibutuhkan untuk perawatan pasien yang mengalami penyakit stroke. Dia mengaku, dirinya sudah mengusulkan kepada management RSUD untuk pengadaan pada Januari 2022 lalu. Namun, kata dia, jenis alat tersebut tak kunjung disediakan.

“Kasian pasien ini. Kan malu saya kalau dibiarkan begini. Apa yang kita mau lakukan kalau alatnya tidak ada. Memang Obatnya ada. Tapi untuk masuk obat itu pakai alat Extension Tube itu. Sekarang alatnya tidak ada. Terus bagaimana caranya. Padahal harga alatnya murah kurang lebih Rp.35.000,” lanjut dia.

Sementara itu, Kerabat Pasien Ermin mengatakan pasien Eduardus tidak dilakukan perawatan secara maksimal oleh petugas medis saat masuk di IGD RSUD Borong pada pukul 15.00 WIB.

“Sebelumya dia darah tinggi. Dia masuk IGD tadi pukul 15.00. Waktu masuk di IGD Dokter dan Perawat langsung melakukan pemeriksaan. Tetapi setelah diperiksa, Eduardus tidak dirawat lebih lanjut karena alatnya tidak ada,” kata Ermin.

Dikonfirmasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan obat Dinas Kesehatan (Dinkes Matim) Beni mengaku jika alat medis jenis Extension Tube sudah dibeli di RSUD Ben Mboi Ruteng.

“Alatnya tadi saya sudah beli di RSUD Ben Mboi Ruteng. Nah alat itu sudah dalam perjalanan untuk dihantarkan ke RSUD Borong,” kata Beni saat dihubungi wartawan Jumat malam.

Meski demikian, Beni membantah jika usulan untuk pengadaan alat tersebut oleh management RSUD Borong bukan pada bulan januari lalu. Sebab, pihaknya menerima data usulan tersebut pada Maret 2022 lalu.

Karena itu, Beni menanyakan bukti data usulan tersebut apabila benar management RSUD Borong pernah melayangkan usulan pengadaan alat tersebut kepada Dinkes Matim.

“Saya kalau mau jujur saya akan tanya itu Dokter. Yang melakukan usulan tiga bulan lalu itu mana buktinya. Karena untuk pengadaan alat atau obat itu ada tahapannya, yaitu, di internal Rumah Sakit. Misalnya, usulan dari di setiap ruangan. Nah, ini adalah tahapannya. Dalam usulan ini mereka membuat rencana kebutuhan untuk diteruskan ke Dinas Kesehatan. Sehingga berdasarkan usulan itu saya akan melakukan proses pengadaan barang,” jelas Beni.

Menurut Beni, alat medis jenis Extension Tube sudah dilakukan pemesanan. Namun, alat tersebut belum sampai di RSUD Borong. “Kebetulan dibulan Maret kemarin saya terima data usulan. Setelah itu saya langsung proses pengadaan. Tetapi barang yang saya pesan ini belum datang,” katanya.

Dia mengharapkan para tenaga medis untuk tidak saling mempersalahkan satu sama lain.

“Tetapi, ketika ada persoalan begini saya maunya pihak RSUD bangun komunikasi dengan baik saja. Jangan saling mempersalahkan. Kita cari sama-sama solusinya, untuk selamatkan pasien,” ujar Beni.

Hingga berita ini dirilis Direktur RSUD Borong, dr. Emilia Hernawati Yorini Dorsi belum berhasil dikonfirmasi. (Efren)

  • Bagikan