Menkominfo Klaim Indonesia Tawarkan Kerja Sama yang Bersifat Resiprokal ke Negara Anggota ITU

  • Bagikan
Menkominfo Klaim Indonesia Tawarkan Kerja Sama yang Bersifat Resiprokal ke Negara Anggota ITU
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate /net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Indonesia menawarkan kerja sama yang bersifat resiprokal kepada perwakilan negara mitra anggota Internaitonal Telecommunication Union, diwujudkan dengan saling memberikan dukungan terutama dalam kegiatan internasional.

“Kita perlu menggalang kerja sama dengan anggota ITU agar Indonesia, sekali lagi dipercaya untuk mewakili Region E – Asia dan Australasia di ITU Council,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate melalui pernyataannya, Kamis (30/6).

Indonesia, menurut Johnny, secara aktif berpartisipasi dan berkontribusi maksimal dalam setiap forum internasional termasuk yang diadakan ITU untuk mencapai tujuan menghubungkan yang tidak terhubung.

Indonesia juga secara aktif menyoroti proses kerja ITU yang transparan, akuntabel dalam pembiayaan, dan proses rekrutmen seleksi auditor eksternal. Menteri Johnny menegaskan Indonesia secara aktif menyuarakan dan mengundang semua negara anggota untuk mempertimbangkan representasi geografis yang adil.

“Serta menekankan pentingnya memberikan pijakan yang sama bagi semua negara anggota untuk berkontribusi. Sebagaimana diketahui, ITU berperan sebagai United Nations Specialized Agency for Information and Communication Technologies (ICT),” kata Johnny.

Pemerintah mencalonkan Dr. Meiditomo Sutyarjoko sebagai anggota Radio Regulatory Board (RRB). Sepak terjang Indonesia di ITU sudah berlangsung lama, tercatat Indonesia sudah menjabat sebagai anggota Dewan ITU sejak 1988.

Selama menjadi anggota ITU, Indonesia pernah mengusulkan lima kursi tambahan untuk Dewan Region A, D dan E. Usulan itu diadopsi pada Plenipotentiary Conference 2010.

Indonesia juga ikut menggagas proposal untuk restrukturisasi ITU agar organisasi tersebut bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Usulan tersebut mendapat suara bulat dan diadopsi Plenipotentiary Conference 1992 di Jenewa, Swiss.

“Indonesia juga memimpin dalam memastikan kerangka kerja dan metodologi baru yang diterapkan dalam ITU Index yang menekankan prinsip adil, transparan, dan inklusif untuk semua negara anggota ITU. Khususnya bagi negara berkembang dengan berbagai tingkat perkembangan TIK,” kata Johnny.

Menteri Johnny memastikan Indonesia terus berkontribusi untuk ITU, antara lain dengan mendorong pemberdayaan perempuan di ITU. Menurut sang menteri, perempuan perlu diberikan kesempatan lebih banyak akses, lebih banyak ruang, dan lebih banyak kesempatan untuk tumbuh dan terlibat dalam pekerjaan ITU.

“Kami mendorong pemberdayaan dan keterlibatan perempuan dalam berbagai kegiatan, program, dan posisi kepemimpinan di ITU. Jadi, kita mempromosikan peran perempuan agar mempunyai kesempatan yang lebih di dalam berbagai kegiatan-kegiatan dan juga posisi-posisi penting di ITU. Salah satu peran yang penting saat ini termasuk kandidat perempuan untuk Sekretaris Jenderal ITU, yang kita beri dukungannya meski saya belum tahu nanti hasilnya siapa,” kata Johnny.[prs]

  • Bagikan