Tobas Minta Polri Akui Gas Air Mata Pemicu Utama Timbulnya Korban di Tragedi Kanjuruhan

Realitarakyat.com – Anggota Komisi III DPR, Taufik Basari meminta Polri tak berdalih soal gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, jelas bahwa gas air mata yang dilontarkan polisi jadi pemicu utama kepanikan suporter di Stadion Kanjuruhan dan berujung ratusan korban jiwa.
“Sebaiknya Polri tidak perlu berdalih bahwa gas air mata bukan penyebab timbulnya korban. Sudah sangat terang dan jelas bahwa gas air mata memicu terjadinya kepanikan para penonton dan berakibat fatal. Efek gas air mata yang terlalu banyak dapat mengakibatkan orang pingsan dan efek kesehatan lainnya,” kata sosok yang akrab dipanggil Tobas itu, Rabu (12/10).
“Sehingga lebih baik Polri mengakui bahwa gas air mata adalah pemicu dan penyebab jatuhnya korban, dan penggunaan gas air mata oleh personel aparat dalam stadium adalah kesalahan yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana,” imbuh dia.
Politikus NasDem ini mengingatkan, FIFA telah membuat aturan melarang penggunaan gas air mata di stadium dan aturan ini telah melalui kajian mendalam terkait dampak penggunaannya.
Dia juga menilai personel Polri yang diberikan tanggung jawab untuk pengendalian massa harus memiliki pengetahuan standar tentang efek gas air mata. Ia menegaskan, ketidakpahaman atas efek gas air mata adalah kesalahan dan dapat dipidana.
“Gas air mata untuk membubarkan kerumunan, bukan untuk melumpuhkan bukan pula meredakan situasi atau menenangkan situasi. Pemahaman bahwa gas air mata tidak dapat digunakan di ruang tertutup atau semi tertutup [beratap sebagian] pada kerumunan yang tidak dapat berpencar karena akses membubarkan diri terbatas adalah pemahaman dasar yang harus dimiliki personel Polri,” tegas dia.
“Gas air mata dilontarkan dalam stadium jika tertiup angin ke tribun penonton akan beri efek. Terlebih lagi jika dilontarkan [langsung] ke tribun. Akan membuat kepanikan, membubarkan diri dengan mencari akses keluar. Penonton yang akses keluar terbatas ketika terkena gas air mata akan dapat menimbulkan korban,” paparnya.[prs]