Dasco: Gerindra Siap Ikuti Pilpres dengan Dua atau Tiga Poros Pertarungan
Realitarakyat.com – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menegaskan partainya siap mengikuti Pilpres 2024 dengan dua atau tiga poros yang bertarung. Apalagi, demokrasi menekankan partai politik (parpol) sebagai representasi rakyat.
“Kalau kami ini kan namanya demokrasi, demokrasi itu bisa kemudian ditentukan oleh pemilik hak demokrasi, yaitu rakyat yang diwakili parpol sehingga nanti mau dua poros, mau tiga poros, kami ikut saja,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/9).
Sejauh ini, poros pendukung calon presiden (capres) Prabowo mendapat tambahan kekuatan baru. Partai Demokrat resmi merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mendukung Prabowo sebagai capres.
Dengan kekuatan yang sekarang, Prabowo bisa dipastikan siap ‘berlayar’ di Pilpres 2024. Hingga sekarang, anggota KIM yang terdiri dari PAN, Partai Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, Partai Gelora, dan PBB tengah menggodok sosok cawapres yang akan mendampingi Prabowo.
Sebelumnya, Waketum PKB Jazilul Fawaid memprediksi Pilpres 2024 diikuti dua poros. Sejauh ini, sudah ada tiga capres yang telah medeklarasikan diri, antara lain Prabowo, Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dan PPP, serta Anies Baswedan didukung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) beranggotakan Partai NasDem, PKB, dan PKS.
“Enggak-enggak ada, belum tentu saya melihatnya secara pribadi belum tentu ada tiga poros, bisa jadi dua poros, kita tunggu nanti,” ucap Jazilul beberapa waktu lalu.
Dia lantas membeberkan analisisnya tersebut. Jazilul menyinggung soal waktu pendaftaran pilpres yang semakin pendek namun tokoh capres masih itu-itu saja.
“Ini pertimbangan saya, tinggal 1 bulan, dan calon-calonnya, partai-partainya itu-itu saja, hanya di situ saja, apa kesulitannya? Bagi saya tidak akan ada kesulitan untuk memutuskan, tetapi yang sulit itu justru membuat hanya dua poros itu yang sulit,” kata dia.
“Persepsi saya begitu, karena tidak ada yang menyulitkan semuanya kan sudah cukup dari angka Presidential Threshold yang sudah ada, kenapa belum putus-putus saja,” ucapnya.[prs]