Hamas Siap Bebaskan 70 Sandera Wanita-Anak Asalkan Gencatan Senjata

  • Bagikan
Israel
Kondisi di Gaza kian mengkhawatirkan setelah rumah sakit diserang habis-habisan oleh Israel. DOK/NET
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Sayap bersenjata kelompok milisi Palestina, Hamas mengatakan bahwa pihaknya siap membebaskan hingga 70 wanita dan anak-anak yang disandera di Gaza. Pembebasan itu akan dilakukan sebagai imbalan atas gencatan senjata lima hari dengan Israel dan pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan Israel.

Hal tersebut telah disampaikan Hamas kepada para mediator dari Qatar.

“Minggu lalu ada upaya dari saudara-saudara Qatar untuk membebaskan sandera wanita dan anak-anak dari pihak musuh, sebagai imbalan atas pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 wanita yang ditahan musuh,” kata Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, dalam rekaman audio yang diposting di saluran Telegram kelompok tersebut, seperti dikutip Al Arabiya dan Reuters, Selasa (14/11/2023).

“Gencatan senjata harus mencakup gencatan senjata sepenuhnya dan memungkinkan bantuan dan upaya kemanusiaan di mana pun di Jalur Gaza,” imbuhnya.

Dia pun menuduh Israel “menunda-nunda dan menghindari” harga dari kesepakatan tersebut.

Perang antara Israel dan Hamas masih terus berlangsung di Gaza. Dilaporkan bahwa pasukan Israel telah mencapai kompleks rumah sakit (RS) terbesar di Jalur Gaza, dengan tank-tank militer ditempatkan di depan gerbang RS tersebut. Situasi ini terjadi saat tenaga medis berjuang menyelamatkan pasien, termasuk bayi-bayi yang baru lahir, dengan fasilitas medis yang tidak memadai.

Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (14/11/2023), Rumah Sakit (RS) Al-Shifa yang terletak di Kota Gaza menjadi target utama dalam pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hamas untuk menguasai bagian utara daerah kantong Palestina tersebut.

RS Al-Shifa terpaksa menghentikan operasional pada akhir pekan, akibat kehabisan bahan bakar yang diperlukan untuk menjaga generator tetap berfungsi. Sedikitnya 650 pasien masih berada di dalam rumah sakit tersebut, yang mulai putus asa menunggu dievakuasi ke fasilitas medis lainnya oleh Palang Merah atau badan kemanusiaan netral lainnya

Israel bersikeras menyebut RS Al-Shifa berada di atas terowongan bawah tanah yang menjadi markas komando Hamas, yang dituduh menjadikan pasien sebagai tameng manusia. Hamas telah membantah keras tuduhan Israel tersebut.

“Tank-tank berada di depan rumah sakit. Kami berada di bawah blokade penuh. Ini adalah wilayah yang sepenuhnya sipil. Hanya fasilitas rumah sakit, pasien-pasien rumah sakit, dokter dan warga sipil lainnya yang tinggal di rumah sakit. Seseorang harus menghentikan hal ini,” ucap seorang dokter bedah di RS Al-Shifa, Dr Ahmed El Mokhallalati, saat berbicara via telepon.(Din)

  • Bagikan