DPR Desak Tim Audit Kemenaker dan Kemenperin Umumkan Hasil Pemeriksaan Meledaknya Smelter PT ITSS

  • Bagikan
indak
Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS Mulyanto/Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mendesak tim audit Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Perindustrian mengumumkan hasil pemeriksaan dari peristiwa ledakan di smelter PT. Indonesia Tsingshan Stanless Steel (ITSS), yang saat ini statusnya sudah naik ke tahap penyidikan.

Ia juga mendesak pemerintah membuat laporan resmi terkait kelayakan operasional smelter PT. ITSS. Karena apabila sarana smelter terbukti tidak memenuhi standar, maka Pemerintah harus berani mencabut izin operasional perusahaan China tersebut.

“Pemerintah harus mengaudit teknologi dan sistem smelternya sendiri, untuk mengetahui apakah memang smelter yang digunakan di PT. ITSS ini andal bagi keselamatan kerja dan lingkungan. Dikhawatirkan masalahnya bukan hanya pada pelaksanaan SOP tetapi pada keandalan smelternya,” kata Mulyanto dalam keterangannya, Jumat (5/1).

Selain itu, ia menegaskan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi masyarakat yang bekerja di perusahaan-perusahaan asing, dan harus memastikan smelter nikel perusahaan China tersebut layak dan andal untuk digunakan, agar keselamatan pekerja terjamin.

“Pemerintah jangan membiarkan warga masyarakatnya menjadi korban uji coba kelayakan peralatan kerja perusahaan asing. Justru sebaliknya Pemerintah harus mendorong terjadinya proses alih-teknologi dari perusahaan asing ke perusahaan dalam negeri,” tegasnya.

“Yang terjadi sekarang justru terbalik. Masyarakat kita seolah dijadikan kelinci percobaan untuk menguji keandalan perangkat kerja perusahaan asing yang investasi di sini. Hal ini jelas merugikan dan membahayakan. Pemerintah harus bertindak,” kata Mulyanto menambahkan.

Oleh karena itu, ia berharap proses pemeriksaan di Kepolisian dan Kementerian harus berjalan secara bersamaan agar dapat segera diketahui penyebab sebenarnya dari kecelakaan yang menelan 21 korban jiwa dan melukai 30 pekerja lainnya yang hingga kini masih dirawat di rumah sakit.[prs]

  • Bagikan