Realitarakyat.com – Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel mengatakan, Indonesia saat ini sedang berada dalam fase bonus demografi, yang bisa menjadi target impor dari negara-negara asing dan merugikan negara.
“Jumlah penduduk yang besar ini yang bikin ngiler negara lain untuk menjadikan Indonesia sebagai target pasar mereka. Dengan segala cara pasti mau mereka lakukan,” kata Gobel, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (16/5).
“Jika pertahanan Indonesia mudah ditembus dan dibanjiri produk impor maka banyak kerugian yang menimpa Indonesia dan seperti memberi makan buaya yang kemudian mencabik-cabik kita sendiri. Ini namanya kebodohan yang berulang,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, ada lima kerugian yang bisa dialami Indonesia apabila menjadi negara pelahap impor. Pertama uang Indonesia pada akhirnya akan digunakan untuk membiayai pekerja dan keluarga negara lain. Kedua, pekerja Indonesia akan kehilangan lapangan pekerjaan.
Ketiga, jika produk impor tersebut digunakan untuk proyek pemerintah maupun BUMN maka dana negara dan dana APBN digunakan untuk membiayai negara lain. Padahal negara sudah susah payah memperketat masuknya barang impor dengan menaikkan pajak dan bea cukai, hingga dihujat netizen.
Keempat, akibat tidak terserapnya tenaga kerja karena industrinya kebajiran impor maka Indonesia kehilangan potensi tenaga-tenaga kreatif karena mereka menganggur. Kemudian yang terakhir, akibat pengangguran yang meningkat maka kemiskinan pun meningkat.
“Mereka kemudian harus mendapat bansos maupun pembiayaan jaminan sosial yang ditanggung negara, yang semuanya menggunakan dana APBN. Jadi akibat jebolnya tanggul impor, Indonesia rugi berlipat-lipat,” paparnya.
Oleh karena itu, kata Gobel, bonus demografi tersebut harus menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia apabila diberdayakan dengan sebaik-baiknya. Karena jika tidak, bonus demografi hanya akan menjadi beban bagi negara.[prs]