Kecam Penembakan ke Donald Trump, DPR: Kekerasan Politik Tak Miliki Tempat di Masyarakat

  • Bagikan
kekerasan
Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid. //NET
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengecam dan mengutuk keras penembakan calon presiden (capres) Amerika Serikat Donald Trump. Kekerasan politik tidak memiliki tempat di masyarakat.

“Saya mengecam dan mengutuk keras kejadian penembakan mantan presiden AS serta calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump,” ujar Meutya dalam keterangannya, dikutip Senin (15/7).

Meutya mengatakan, segala bentuk kekerasan yang mengancam demokrasi harus dilawan.

“Kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat di masyarakat kita. Kita harus berani melawan segala bentuk kekerasan yang mengancam demokrasi,” kata Meutya.

Politikus Golkar ini mengatakan momen ini mengingatkan semua pihak harus menghormati demokrasi dan perbedaan pendapat.

“Kejadian ini menjadi momen untuk mengingatkan semua pihak terus menghormati sistem demokrasi dan adanya perbedaan pendapat,” kata Meutya.

Dia menyampaikan turut belasungkawa dan duka mendalam terhadap korban.

“Kami turut berbelasungkawa dan menyampaikan rasa duka mendalam terhadap para korban, dan berharap Donald Trump serta korban lainnya segera pulih,” kata Meutya.

Seperti diketahui, Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi sasaran tembak usai berkampanye pemilihan presiden (Pilpres) di Butler, Pennsylvania pada hari Sabtu (13/7/2024) waktu Amerika Serikat.

Sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Mantan presiden dan bakal calon presiden dari Partai Republik itu sedang memamerkan grafik jumlah penyeberangan migran di perbatasan selama rapat umum terakhirnya sebelum Konvensi Nasional Partai Republik dibuka pada Senin (15/7/2024).

Kemudian terdengar suara letusan senjata mulai terdengar di antara kerumunan. Trump terlihat mengulurkan tangan kanannya ke lehernya dan nampak ada darah di wajahnya.

Trump dengan cepat kemudian menunduk di belakang anak tangga ketika agen dari pasukan pelindung bergegas ke panggung dan teriakan terdengar di antara kerumunan massa yang berjumlah ribuan orang.[prs]

  • Bagikan