Meutya Hafid Dukung Pidato Puan Soal Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan yang Inklusif

  • Bagikan
dpr meutya prabowo masalah operasi oknum
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. //NET
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mendukung pidato Ketua DPR RI Puan Maharani yang menyinggung soal partisipasi perempuan dalam pembangunan yang inklusif sebab mengingatkan soal perspektif gender.

“Pidato tadi saya rasa baik sekali untuk mengingatkan gender perspektif untuk pemerintah ke depan juga selalu melibatkan perempuan harus ada her story, bukan his story,” kata Meutya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).

Hal itu disampaikannya ketika ditemui usai Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2024.

Dia menyebut dukungan itu disampaikannya mengingat angka keterwakilan perempuan di parlemen saat ini baru sekitar 20 persen.

“Jadi kita mendukung dalam rangka memang perempuan lebih banyak lagi dilibatkan,” katanya.

Dia juga mendukung keterlibatan perempuan dalam pembangunan sebagaimana isi pidato Puan sebab putri Presiden Ke-5 RI itu merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI.

“Mungkin ini pesan ibu ketua karena memang di DPR, Ketua DPR perempuan baru beliau. Jadi memang beliau sebagai penyambung lidah para politisi-politisi perempuan lainnya,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa pembangunan yang inklusif harus memberikan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam prosesnya.

Saat menyampaikan pidato pengantar sidang bersama DPR dan DPD di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, Puan menjelaskan bahwa pembangunan yang inklusif adalah memberikan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

“Petani, nelayan, buruh, rakyat kecil, guru, pegawai negeri sipil (PNS), swasta, dan lain sebagainya, semua dapat berpartisipasi dan menikmati kesejahteraan, termasuk juga kaum perempuan,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa keikutsertaan perempuan dalam pembangunan bukanlah sebagai bentuk afirmatif semata, melainkan sebagai bentuk kesadaran bersama bahwa peran laki-laki dan perempuan setara kedudukannya dalam membangun bangsa dan negara.

Menurut dia, perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama untuk maju, sejahtera, berkarya, berprestasi, dan hak yang sama dalam pekerjaan serta jabatan-jabatan publik. Untuk itu, dia mengajak kaum perempuan di Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam membangun tanah air.[prs]

  • Bagikan