Dianiaya 5 Kakak Kelas, Seorang Siswa SMA di Surabaya Alami Gegar Otak

  • Bagikan
Dianiaya 5 Kakak Kelas, Seorang Siswa SMA di Surabaya Alami Gegar Otak
//Net/ilustrasi
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Seorang siswa kelas 11 SMA swasta di Surabaya, ALF (17) menderita gegar otak karena dianiaya oleh lima orang kakak kelasnya. Pemicunya adalah salah paham candaan logo perguruan pencak silat.

Akibat pengeroyokan itu, ALF tak hanya mengalami gegar otak ringan, dia juga menderita luka di bibir, mata, serta pelipis. Bahkan korban masih mengalami trauma akibat kejadian itu.

Ibu korban, Yuliana Hutabarat mengatakan pengeroyokan itu dipicu kesalahpahaman karena anaknya bercanda soal logo perguruan pencak silat tertentu.

“Awalnya dari teman sekelas candaan dengan anak saya, terus anak saya balas dengan candaan juga, nah itu jadi permasalahan,” kata Yuliana ditemui di kediamannya kawasan Siwalankerto, Surabaya, Kamis (12/9).

Yuliana mengatakan, anaknya itu disebut bercanda soal logo perguruan silat yang ada pada kaus temannya. Dia memotret dan kemudian mengirimkan ke salah seorang temannya.

Diketahui, ALF merupakan anggota perguruan pencak silat yang berbeda dengan para kakak kelasnya atau pelaku pengeroyokan.

“Bercanda, baju logonya [perguruan silat] difoto sama anak saya, dikirim ke temannya. Mungkin temannya mengirim ke kakak kelas,” ucapnya.

Sesudah kejadian itu, Kamis (5/9) sore korban tidak masuk sekolah karena sakit diare. Seorang teman kemudian menjemput ALF dan mengajaknya mengambil paket cash on delivery (COD) knalpot.

Yuliana menyebut, anaknya sudah menolak ajakan teman sekelasnya itu. Namun ALF tetap dipaksa hingga akhirnya mereka berangkat.

Tapi alih-alih COD paket, temannya itu membawa korban ke rumah kakak kelasnya di daerah Jalan Siwalankerto Permai atau dekat dengan SMPN 57 Surabaya.

Di rumah tersebut, sudah ada segerombolan kakak kelasnya yang menunggu kedatangan korban. Mereka awalnya meminta ALF untuk menjelaskan candaannya soal logo perguruan silat.

ALF kemudian meminta maaf dan berusaha menjelaskan kalau tujuannya hanya membalas candaan dari teman sekelasnya. Namun para kakak kelasnya itu tak terima. Mereka kemudian mulai melakukan penganiayaan ke korban hingga babak belur.

“Disuruh masuk, ditutuplah pagar, ditanyai, [ALF menjawab] ‘aku minta maaf tapi tetap dipukul. Kan canda tapi tetap dipukul, ya sudah aku (korban) babak belur’,” ujar Yuliana mengutip cerita sang anak.

Tidak berhenti sampai di situ, korban yang sudah dalam keadaan babak belur kemudian di bawa gedung kampus swasta kawasan Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Waru, Sidoarjo.

Di kampus itu, korban divideo oleh para pelaku dan dipaksa tanda tangan surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Parahnya ALF diminta membubuhi surat itu dengan cap darah yang keluar dari wajahnya sendiri.

“‘Disuruh tanda tangan, terus aku divideo, kan aku jatuh terus ditonjok, wajahku dipukul, ditendang lagi, ditonjok lagi’,” kata Yuliana menirukan ucapan anaknya.

Akibat penganiayaan itu, hingga kini anaknya mengalami trauma berat. Korban juga belum bisa masuk sekolah karena luka dan takut bertemu dengan para pelaku.

“Diagnosa dokter itu pembengkakan pada otak, saya tanya, istilahnya itu gegar otak ringan,” ungkapnya.

Sementara itu Kapolsek Wonocolo Kompol M Soleh menyatakan, kasus ini sudah ditangani oleh penyidik. Tiga orang pelaku juga telah ditetapkan sebagai tersangka atau Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

“Untuk proses sidik masih terus berjalan. Hari ini kami sudah koordinasi dengan bapas karena pelakunya masih anak-anak. Insyaallah minggu ini berkas sudah selesai dan kita serahkan ke Kejaksaan,” kata Soleh. (*)

  • Bagikan