Realitarakyat.com – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian meminta pihak berwenang melakukan insvestigasi secara menyeluruh terkait kasus pemukulan terhadap wasit saat pertandingan sepak bola antara Aceh vs Sulawesi Tengah (Sulteng) di PON XXI. Tindakan tegas harus diberikan kepada pelaku untuk memberi efek jera.
“Tindakan tegas harus segera diambil oleh pihak berwenang untuk mengusut kejadian ini, serta memberikan sanksi yang sesuai kepada pelaku. Selain itu, kejadian ini harus menjadi pembelajaran agar kedepannya terdapat langkah-langkah preventif yang lebih baik,” kata Hetifah kepada wartawan, Senin (16/9).
Legislator Fraksi Partai Golkar ini juga mendorong evaluasi terhadap regulasi dan mekanisme pengawasan dalam penyelenggaraan olahraga. Langkah ini penting agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
Hetifah mendorong investigasi kasus ini dilakukan dengan mengedepankan asas keadilan. Artinya, pemain ataupun pihak yang terlibat dalam pemukulan bisa disanksi jika ditemukan bukti bahwa wasit memimpin pertandingan dengan profesional.
Sebaliknya, kata dia, bila ternyata wasit juga berkontribusi dengan keputusan-keputusan yang berat sebelah atau menimbulkan situasi memicu kekerasan maka wajib hukumnya dilakukan evaluasi terhadap sang pengadil lapangan tersebut.
“Sanksi kepada wasit dapat berupa pelatihan ulang atau bahkan sanksi administratif jika ditemukan pelanggaran dalam tugasnya,” tegas Hetifah.
Dia menegaskan pada dasarnya baik wasit maupun pemain harus dijaga agar mereka dapat melaksanakan peran masing-masing dengan menjunjung tinggi sportivitas.
Hetifah juga berharap Kemenpora dan pemangku kepentingan lainnya melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa. Menurutnya, beberapa hal yang perlu dievaluasi adalah pengawasan dan manajemen pertandingan, misalnya standar operasional dalam pengelolaan pertandingan, termasuk mekanisme pengawasan terhadap pemain, ofisial, dan wasit.
Lalu, evaluasi terhadap pelatihan dan sertifikasi wasit, apakah wasit tersebut memiliki kompetensi dan keterampilan yang memadai dalam memimpin pertandingan, termasuk kemampuan mengelola situasi krisis dan konflik di lapangan.
Selanjutnya, Hetifah juga menilai perlu penekanan kembali pentingnya edukasi mengenai sportivitas dan etika dalam olahraga agar ada penanaman nilai fair play dan disiplin.
“Perlu juga evaluasi terhadap sistem pemberian sanksi bagi pelanggaran disiplin di lapangan, baik untuk pemain, ofisial, maupun suporter. Seperti langkah-langkah pengamanan yang diterapkan selama pertandingan, agar kejadian kekerasan bisa dicegah dengan lebih efektif,” kata dia.
Hetifah juga menekankan pentingnya pengembangan mekanisme penyelesaian konflik yang lebih baik antara pemain, pelatih, dan wasit. Menpora dan organisasi olahraga juga harus bekerja sama memperkenalkan teknik mediasi di lapangan pada saat terjadi konflik.
Terakhir, Hetifah mengingatkan olahraga harus menjadi ajang pesatuan, sportivitas, dan fair play. Dia menyebut kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditoleransi.
“Terutama terhadap ofisial yang berperan penting dalam menjaga kelancaran pertandingan,” tegas dia.[prs]