204 Staf dan Sukarelawan Terinfeksi, Pemerintah Malaysia Tutup Pusat Vaksinasi

  • Bagikan
204 Staf dan Sukarelawan Terinfeksi, Pemerintah Malaysia Tutup Pusat Vaksinasi
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Malaysia menutup pusat vaksinasi massal di negara bagiannya yang paling parah dilanda pada Selasa (13/7/2021) setelah lebih dari 200 staf medis dan sukarelawan dinyatakan positif terkena virus corona.

Penutupan pusat vaksinasi itu adalah yang pertama dan terjadi ketika infeksi baru yang dikonfirmasi di negara itu menembus lima angka pada Selasa, mencapai rekor 11.079.

Menteri Sains Khairy Jamaluddin menekankan bahwa tindakan cepat pemerintah telah menahan klaster di Pusat Konvensi Ideal di negara bagian Selangor tengah.

Khairy, yang bertanggung jawab atas program imunisasi nasional, mengatakan dia memerintahkan pengujian semua 453 pekerja di pusat tersebut setelah dua sukarelawan dipastikan tertular virus tersebut. Khairy mengatakan 204 orang yang hasilnya positif memiliki “viral load” yang rendah, artinya jumlah virus di dalam tubuhnya sedikit.

Ini bisa jadi karena 88% atau 400 pekerja sudah divaksinasi, katanya.

Pusat itu ditutup untuk sanitasi mendalam dan semua pekerjanya diisolasi. Khairy mengatakan lokasi itu akan dibuka kembali pada hari ini dengan tim pekerja medis baru, seperti dikutip dari Medical Xpress, Rabu (14/7/2021).

Dia mendesak sejak Jumat orang-orang yang divaksinasi di pusat itu untuk mengisolasi diri selama 10 hari dan diuji jika mereka mengalami gejala. Dia menolak mengatakan berapa banyak orang yang mengunjungi pusat itu sejak Jumat. Pusat ini memiliki kapasitas pemberian vaksin hingga 6.000 suntikan sehari.

“Ini pertama kalinya kami harus menutup (pusat vaksinasi) karena kasus positif tetapi kami bertindak cepat. Dengan menutupnya hari ini dan dengan mengambil tindakan korektif, kami berharap gangguan ini hanya satu hari dan ini tidak akan menghambat proses vaksinasi,” kata Khairy.

Dia mengatakan aman untuk mengunjungi pusat vaksinasi itu mulai Rabu.

Selangor, negara bagian terkaya di negara yang berbatasan dengan Kuala Lumpur, adalah yang paling parah dilanda pandemi. Wilayah ini menyumbang hampir setengah dari kasus baru pada Selasa, sebagian karena peningkatan skrining virus di tengah penguncian yang ketat.(Din)

  • Bagikan