20 Korban Longsor Tana Toraja Ditemukan Meninggal

  • Bagikan
Toraja Utara
Petugas tengah mengevakuasi korban longsor di Tana Toraja. //Net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Operasi penyelamatan dan evakuasi korban tanah longsor yang terjadi di Desa Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) dinyatakan berakhir setelah 20 korban meninggal dunia berhasil ditemukan oleh Tim SAR gabungan.

Kapolres Tana Toraja, AKBP Malpa Malacoppo memastikan meskipun operasi dihentikan, posko tetap berjalan guna mengantisipasi adanya informasi pengaduan dari masyarakat dengan melihat situasi tanggap darurat yang di tetapkan oleh BPBD dari tanggal 13 hingga 26 April 2024.

Berikut deretan fakta soal longsor di Tana Toraja yang dirangkum CNNIndonesia.com.

20 meninggal dunia, 5 selamat
Malpa mengatakan korban jiwa bencana tanah longsor telah ditemukan dan telah di evakuasi. Totalnya sebanyak 20 korban jiwa meninggal dunia dan korban selamat sebanyak 5 orang.

“Ada 20 korban meninggal dunia. Kini yang menjalani perawatan 2 orang di Rumah sakit Sinar Kasih, 1 orang di Rumah Sakit Lakipadada, dan 2 orang telah kembali ke rumah,” kata Malpa kepada wartawan, Selasa (16/4).

Meski telah dihentikan, Malpa menegaskan Tim SAR gabungan akan kembali dikerahkan jika ada informasi pengaduan dari masyarakat terkait korban bencana longsor tersebut.

Longsor terparah
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari alias Aaam menyatakan bahwa longsor yang terjadi di Tana Toraja merupakan longsor dengan dampak terparah yang tercatat sepanjang tahun 2024.

Menurutnya, meskipun curah hujan tidak terlalu tinggi, namun karena durasinya yang panjang, kondisi tanah menjadi jenuh air dan memicu terjadinya longsor.

Proses pencarian korban menjadi terhambat akibat cuaca yang masih turun hujan. Selain itu, proses pencarian korban mengalami keterlambatan karena adanya potensi longsor susulan yang dihindari untuk mencegah bertambahnya jumlah korban.

Aam mengingatkan tentang longsor di Sumedang pada tahun 2021, di mana jumlah korban awalnya 11 orang, namun akibat cuaca yang tidak mendukung, terjadi longsor susulan yang menambah jumlah korban menjadi 40 orang.

Berdasarkan analisis Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMAP), kondisi cuaca di Tana Toraja pada tanggal 8-13 April 2024 tidak seburuk bulan sebelumnya, sehingga cuaca seharusnya bukan penyebab utama longsor tersebut.

Korban ibu dan anak
Tim SAR gabungan berhasil menemukan dua korban tertimbun longsor yakni, Gea (3) dan Sofia (43). Kedua korban tersebut diketahui adalah ibu dan anak.

Kepala BPBD Sulsel, AmsonPadolo mengatakan awalnya menemukan perempuan bernama Sofia pada saat melakukan operasi pencarian di lokasi longsor dan langsung mengevakuasi korban ke rumah sakit untuk diidentifikasi. Setelah itu tim menemukan korban anaknya Gea.

“Korban pertama yang ditemukan yakni, Sofia sekitar 21 meter dari lokasi kejadian dalam keadaan sudah meninggal dunia. Lalu korban Gea, di sekitar 20 meter dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.

19 orang sekeluarga tertimbun longsor
Polisi mengatakan 19 warga Kabupaten Tana Toraja yang tengah berada dalam satu rumah tertimbun longsor pada Sabtu (13/4) tengah malam. Ke-19 orang tersebut merupakan satu keluarga yang tengah berkumpul di satu tempat karena sedang menggelar acara.

“Jadi 19 orang yang menjadi korban longsor itu adalah satu keluarga,” kata Ketua Tim Siaga Bencana Polres Tana Toraja AKP Guna Munda.

Ia menjelaskan, mereka berkumpul di rumah korban bernama Rappe untuk menggelar kegiatan pelepasan salah satu keluarga sebelum berangkat ke perantauan.

“Jadi mereka kumpul di satu rumah. Pemiliknya itu Rappe,” ujarnya.

Bencana longsor menerjang rumah tersebut pada Sabtu (13/4) sekitar pukul 23.30 Wita. Total tiga rumah rusak diterjang longsor, tapi dua unit di antaranya tidak berpenghuni. Guna menyatakan, saat kejadian semua korban tidak sempat melarikan diri.

“Rumahnya tersapu longsoran dan semua orang di dalamnya juga terkena,” katanya lagi.

Warga sempat dengar suara longsor
Warga setempat yang bernama Yuli mengaku sempat mendengar longsoran tanah. Dia kaget lantaran suara itu disusul teriakan minta tolong.

“Mungkin sekitar setengah 12 malam, ada bunyi seperti guntur dan suara minta tolong, kami keluar rumah ternyata rumah sudah terkena longsor,” ungkap Yuli kepada wartawan di lokasi.

Warga pun langsung melakukan pencarian terhadap korban. Tiga korban bernama Rappe (35), Tania (8) dan Dala (30) ditemukan lebih dulu, kemudian korban lainnya menyusul dievakuasi.

“Pas lihat sudah longsor, warga langsung melakukan penyelamatan. Tapi cuma Rappe sama Tania yang selamat, (sedangkan) Dala ditemukan sudah meninggal,” ucap Yuli.

Guna menyebut saat ini tim SAR gabungan tengah melakukan pencarian korban longsor dengan alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi material longsor.

“Tujuh belas sudah dievakuasi, jadi masih ada dua orang proses pencarian. Korban selamat masih dirawat intensif di rumah sakit,” kata Guna. (*)

  • Bagikan