PDIP Sebut Pemasangan Baliho Puan Keputusan Rapat Fraksi Banteng di DPR

  • Bagikan
PDIP Sebut Pemasangan Baliho Puan Keputusan Rapat Fraksi Banteng di DPR
Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto /net
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto buka suara soal latar belakang munculnya banyak baliho Puan Maharani di sejumlah daerah. Pria yang akrab disapa Bambang Pacul banjir baliho Puan merupakan keputusan dari rapat Fraksi PDIP di DPR RI yang bermula dari ide gagasan spontan.

“Keputusan fraksi. Ngobrolnya (rapat) di lantai 7 DPR RI. Supaya punya dampak, pemasangannya harus serentak,” ujar Bambang Pacul di Semarang, Jumat (6/8) siang.

Bambang mengatakan ide tersebut muncul pada Juli saat sejumlah anggota Fraksi DPR RI tengah berkumpul membahas kegiatan bulan Bung Karno di tengah masa pandemi.

“Ada kebebasan berpendapat di PDI Perjuangan ketika sudah ngobrol di lantai 7, bebas. Ide gila pun dibiarkan. Juni saat Bulan Bung Karno, kan kita punya cucu Presiden yang jadi Ketua DPR RI, kok nggak kita angkat ini,” ungkap Pacul yang juga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.

Selain itu, pemasangan billboard merupakan bentuk ekspresi kegembiraan karena Puan Maharani adalah perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR dari 23 Ketua DPR dalam sejarah RI. Menurut dia, usulan tersebut juga sudah disampaikan ke Ketua DPR RI Puan Maharani.

“Mbak Puan ketawa-ketawa saja,” ujar Pacul.

Bambang Pacul menjelaskan baliho lantas dipasang anggota Fraksi PDIP DPR RI di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Beberapa dapil dimana PDIP tidak memiliki kursi DPR RI, baliho dipasang oleh DPD dan anggota fraksi setempat.

“Yaitu di Sumbar I, Sumbar II, Aceh I, Aceh II, Gorontalo, dan NTB 2 dipasang oleh DPD dan Fraksi PDI Perjuangan setempat. Berapa total jumlah yang dipasang belum ada laporan, karena setiap anggota dewan tidak dibatasi harus pasang sekian. Ini pembiayaannya gotong royong,” ujar politisi asal Sukoharjo ini.

Bambang mengatakan, baliho bergambar Puan Maharani dan bertuliskan “Kepak Sayap Kebhinnekaan” tersebut rencananya dipasang selama dua bulan. Yaitu tanggal 15 Juli hingga 15 September 2021. Namun dalam praktiknya akan ada yang terpasang selama tiga bulan.

“Sebab di lapangan ada (penyewaan baliho) yang tidak mau memberi diskon biaya, tapi diberi tambahan waktu pemasangan,” jelasnya.

Ditanya terkait anggapan pemasangan billboard dan baliho Puan Maharani sebagai upaya meningkatkan popularitas menuju Pilpres 2024, Bambang mempersilakan setiap orang memiliki persepsi masing-masing.

“Ini lebih ke internal. Soal capres dan cawapres clear kewenangan Ketua Umum. Dibilang (persiapan) 2024, persepsi orang siapa yang melarang? Pikiran dan perasaan tidak bisa dipenjara. Mau dibilang mau nyapres monggo, mau sebagai bentuk kegembiraan sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama ya monggo,” tandasnya.[prs]

  • Bagikan