Puteri Komarudin: P20 Jadikan Posisi Indonesia Sangat Strategis

  • Bagikan
Puteri Komarudin: P20 Jadikan Posisi Indonesia Sangat Strategis
Anggota BKSAP Puteri Anetta Komarudin (kiri) dan DIah Roro Esti Widya Putri/Ist
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anneta Komarudin mengatakan langkah DPR yang menjadi tuan rumah Pertemuan ke-8 Forum Ketua Parlemen Negara G20 (P20) pada Oktober 2022 mendatang, membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis.

Hal ini katakan Puteri dalam diskusi dialektika demokrasi “Melalui P20, Pertegas Peran Parlemen Mengatasi Persoalan Global” yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (22/9).

“P20 itu saat ini menjadi kekuatan politik terbesar di dunia. Dengan menjadi tuan rumah tentunya menjadi strategis untuk kita. Tentunya nanti akan ada deklarasi yang menjadi konsensus politik yang menggambarkan arah kebijakan politik (P20) ke depan,” terang Putri.

“P20 akan menggalang kekuatan untuk disepakati bersama. Komitmen yang akan dicapai akan disampaikan ke semua peserta P20 untuk diimplementasikan menjadi kebijakan di negara masing-masing,” sambung politikus muda Golkar ini.

Anggota Komisi XI DPR RI itu menambahkan, saat ini banyak negara yang dihadapkan pada beberapa permasalahan serius. Menyitir pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Putri menyebut tantangan saat ini adalah tantangan yang sempurna.

“Yang kita hadapi saat ini merupakan ancaman yang berlapis, kalau Pak Airlangga (Ketum Partai Golkar) bilang ini adalah tantangan yang sempurna,” jelasnya.

Dia mengatakan, posisi Indonesia dalam P20 senantiasa mengedepankan politik bebas aktif. Dan itu menjadi aspek atau kunci utama keterlibatan Parlemen Indonesia dalam P20. Politik bebas aktif ini secara langsung memberikan keleluasan bagi Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan dunia.

“Kita (DPR) juga akan terus mendorong kolaborasi antar parlemen negara G20, sebagaimana dilakukan Presiden Jokowi ke Rusia dan ke Ukraina,” jelas Puteri.

“Yang paling penting, kita sangat ingin diskusi soal pemulihan ekonomi yang inklusif dan inklusi keuangan, inklusi gender dan peranan gender dalam perekonomian Indonesia,” ujarnya.[prs]

  • Bagikan