Lulusan Fakultas Pertanian Berpotensi Lahirkan Inovasi

  • Bagikan
Sektor Pertanian Indonesia, Krisis Ekonomi Dunia, KUR
Ilustrasi gambar (Ist)
image_pdfimage_print

Realitarakyat.com – Lulusan fakultas pertanian di Tanah Air berpotensi melahirkan sejumlah inovasi di bidang pertanian yang bermanfaat untuk meningkatkan semangat kewirausahaan pertanian, kata Kepala Bagian Hukum Yayasan Inobu, Bernadinus Steni.

Bernadinus mengatakan, mereka dapat mengembangkan produk untuk memajukan sektor pertanian di era revolusi industri 4.0 ini.

Namun, generasi muda saat ini kurang memiliki lingkungan yang memungkinkan untuk berkarya dan berinovasi di sektor pertanian, membuat banyak lulusan muda mencari kerja di sektor nonpertanian.

Dia menjelaskan Kementerian Pertanian menyebutkan pada 2020, luas lahan sawah di seluruh Indonesia mencapai 7,4 juta hektare. Disamping itu, BPS mencatat jumlah petani per tahun 2019 mencapai 33,1 juta orang. Namun, masih banyak produk pertanian Indonesia yang tidak bernilai tinggi saat dijual dikarenakan belum memiliki nilai tambah atau belum diolah menjadi berbagai varian produk pertanian siap pakai.

Perkembangan teknologi di dunia pertanian pun tergolong cukup lambat dan tidak mendapatkan pelatihan serta pendanaan yang memadai untuk mendorong penemuan inovatif.

“Perlu adanya penemuan inovatif berlandaskan teknologi bagi regenerasi petani muda di Indonesia,” tambah dia, Sabtu (6/11).

Untuk itu, Yayasan Inobu sebagai lembaga penelitian nirlaba Indonesia meluncurkan program akselerasi petani muda bernama Youth Agripreneur Camp (YAC).

Dia memberi contoh potensi ekonomi dari komoditas pertanian bernilai tambah adalah kelapa.

Menurut hasil penelitian Lawalata dan Imimpia (2020), kelapa yang diolah menjadi kopra memiliki nilai tambah sebesar 42,62 persen. Rasio nilai tambah kelapa menjadi semakin tinggi yakni hingga 99,33 persen ketika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).

Persentase itu menunjukkan bahwa dari setiap Rp100 nilai input kelapa yang diolah menjadi VCO, menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 99,33. Peningkatan itu mencerminkan peluang kapasitas industri pengolahan hasil pertanian dalam menciptakan nilai tambah. Belum lagi, jika VCO diolah menjadi bahan kosmetik.

“Kompetisi dan program inkubasi ini ingin membuka jalan bagi anak muda yang siap mengambil peran di bidang inovasi hasil pertanian dan akuakultur dalam bentuk produk, jasa, atau teknologi,” katanya.

Ia menjelaskan, program itu terbuka bagi mahasiswa Indonesia yang masih aktif berkuliah di program diploma maupun sarjana (D3/D4/S1), kelompok pemuda umum, serta petani muda dengan rentang usia 17-35 tahun yang tergabung ke dalam satu tim. Setiap tim memiliki anggota tiga hingga lima orang dan wajib mengirimkan proposal singkat mengenai ide inovatif mereka untuk bisa mengikuti kompetisi ini.

Pada angkatan pertama ini, YAC mengangkat tema “Inovasi Hasil Pertanian’ dengan tujuan untuk mendorong anak muda menemukan inovasi yang mereka gemari terkait peningkatan nilai tambah komoditas pertanian untuk produk akhir di sektor hilir, menghasilkan inovasi teknologi industri yang meningkatkan produktivitas dan profitabilitas petani, serta meningkatkan ekonomi kreatif.

Peserta yang terpilih akan mengikuti proses inkubasi yang berisi rangkaian kelas virtual dan pendampingan dari mentor profesional. Targetnya adalah meningkatkan kapasitas generasi muda dan mempertajam ide bisnis di bidang pertanian dan akuakultur. Kemudian, lima tim dengan ide inovatif terbaik akan menerima total pendanaan sejumlah Rp100 juta dan berkesempatan melakukan pitching kepada calon investor untuk membantu pengembangan produk mereka lebih jauh lagi.

Pendaftaran dibuka dari 3 November – 11 Desember 2021 dan untuk informasi lebih lanjut bisa mengunjungi situs YAC di tanispace.inobu.org.

  • Bagikan